✔ Batuan Beku, Pengertian, Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Karakteristiknya
Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") ialah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini sanggup berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para jago ibarat Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi pecahan bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa materi yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada ketika magma mengalami penurunan suhu tanggapan perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan insiden penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang mencakup sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan duduk perkara sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari
Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau korelasi yang erat antar mineral-mineral sebagai pecahan dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
Kristalinitas
Kristalinitas ialah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya dipakai untuk mengatakan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga sanggup mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan kalau pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi kalau pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin ialah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di erat permukaan.Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari badan batuan.
Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini sanggup dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini sanggup dibedakan menjadi:
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.Sangat berangasan (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak sanggup dibedakan dengan mata biasa sehingga dibutuhkan pemberian mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik sanggup tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis sanggup dibedakan:
Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku sanggup diamati dengan pemberian mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan pemberian mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
Bentuk Kristal
Bentuk kristal ialah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineral ialah bentuk orisinil dari bidang kristal.Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.Anhedral, apabila mineral sudah tidak memiliki bidang kristal asli.Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga kekerabatan didefinisikan sebagai korelasi antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, kekerabatan sanggup dibagi menjadi dua,
Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang sanggup berupa mineral atau gelas. Apabila kristal-kristal penyusun massa dasar sanggup terlihat terang dengan mata atau lup maka disebut Faneroporfiritik, dan apabila kristal penyusun massa dasar tidak sanggup terlihat dengan mata atau lup maka disebut Faneroafanitik
Struktur
Struktur ialah kenampakan batuan secara makro yang mencakup kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya sanggup dilihat dilapangan saja, misalnya:
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur ibarat bantal.
Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang sanggup dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
Masif, yaitu apabila tidak mengatakan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak mengatakan adanya lubang-lubang) dan tidak mengatakan adanya fragmen lain yang tertanam dalam badan batuan beku.Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut mengatakan arah yang teratur.Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan mengatakan arah yang tidak teratur.Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.Xenolitis, yaitu struktur yang menunjukkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibuat oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
Komposisi Mineral
Untuk memilih komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku sanggup diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian sanggup ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, berdasarkan dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya
Menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk erat permukaan.Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2
Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya ialah riolit.Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya ialah dasit.Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya ialah andesit.Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya ialah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna
Menurut ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan berdasarkan S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% hingga 40%.Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% hingga 70%.Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Jenis-jenis batuan beku
Batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :Batuan beku dalam,contohnya : Batu granit, diorit, dan GabroBatuan beku gang/ tengah,contohnya : Granit porfirBatuan beku luar,contohnya : Batu andesit, obsidian, dan basalt
Belum ada Komentar untuk "✔ Batuan Beku, Pengertian, Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Karakteristiknya"
Posting Komentar