Cara Memilih Metode Pembelajaran Yang Efektif. Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif perlu menentukan metode pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pemebelajaran terletak pada efektifitas proses pemebelajaran. 
Setiap metode pembelaran mempunyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada satu metode pemebalajaranpun dianggap ampuh untuk mengatasi segala situasi. Suatu metode pembelajaran sanggup dipandang ampuh untuk suatu situasi, namun tidak ampuh untuk siatuasi lain.

Seringkali terjadi pemebelajaran dilakukan dengan memakai banyak sekali metode pemebelaran bervariasi. Dapat pula suatu metode pemebelajaran dilaksanakan secara bangkit sendiri. Ini tergantung pertimbangan yang didasarkan pada situasi berguru mengajar yang relevan. Agar sanggup menerapkan suatu metode pemebalajaran yang relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan metode pemebelajaran tersebut, baik keampuhan maupun tata caranya.

Ketepatan (efektifitas) penggunaaan metode pemebelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu: tujuan pemebelajaran, bahan pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu.


1. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

Metode pemebelajaran ialah alat untuk mencapai tujuan, maka tujuan itu harus diketahui dan dirumuskan dengan terang sebelum menentukan atau menentukan metode pembelajaran. Contoh; jikalau tujuan pembelajaran berkaitan dengan kognitif siswa, maka metode pembelajaran yang dipakai harus berbeda dengan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan psikomotor. Metode pembelajaran untuk tujuan kognitif bisa dipakai ceramah dan diskusi, sedangkan metode pemebelajaran untuk tujuan psikomotor bisa dipakai demonstrasi atau latihan.


2. Kesesesuaian metode pembelajaran dengan bahan pemebelajaran

Materi pembelajaran dari masing masing mata pelajaran tentu saja berbeda – beda. Misalnya bahan matematika lebih bersifat berfikir logis, berbeda dengan Penjaskes yang bersifat praktis. Oleh karen itu, metode pembelajaran yang dipakai harus sesuai dengan sifat bahan pembelajaran tersebut.

Metode dan bahan pembelajaran perlu dikuasai oleh guru alasannya saling mendukung. Tidak ada istilah bahan pembelajaran lebih penting dari pada menguasai metode pembelajaran, atau sebaliknya. Jika guru hanya menguasai metode pembelajaran, maka yang terjadi ialah guru melaksanakan acara suatu acara tanpa muatan yang sanggup dipelajari siswa. Atau sebaliknya guru hanya menguasai bahan pembelajaran maka yang terjadi ialah bahan pembelajaran hanya dimengerti oleh guru itu sendiri tanpa bisa ditransfer ke siswa.


3. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru

Seorang guru dituntut untuk menguasai semua metode pembelajaran. Namun kemampuan guru pada ketika tertentu terbatas, contohnya dalam keadaan sakit, sempit alokasi waktunya, keadaan kelas atau siswa yang tidak memungkinkan. Oleh alasannya itu guru harus pandai mensiasatinya dengan memakai metode yang sesuai dengan kemampuannya.


4. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa

Kondisi siswa bekerjasama dengan usia, latar belakang kehidupan,keadaan tubuh, atau tingkat kemampuan berfikir. Siswa yang befirkirnya tingggi, maka mengikuti metode apapun akan siap. Berbeda dengan siswa yang taraf berfikirnya kurang, maka ketika mengikuti metode diskusi akan mengalami kesulitan, sehingga dibutuhkan metode yang sesuai, ibarat ceramah. Kondisi siswa yang sehat dan segar akan berbeda dengan siswa yang sakit atau kelelahan sehabis mengiuti olahraga dalam mengikuti suatu metode pembelajaran.

Kondisi siswa yang perlu diperhatikan, apakah siswa berguru secara perorangan, kelompok, atau klasikal. Metode pembelajaran dengan pendekatan kelompok berkenaan dengan pembelajaran suatu bahan pembelajaran sama dalam waktu bersamaan untuk kelompok siswa atau ditujukan untuk membimbing kelompok berguru siswa. Sedangkan pendekatan individual memungkinkan setiap siswa sanggup berguru sesuai dengan talenta dan kemampuan masing- masing. Namun demikian, pebdekatan kelompok pun harus tetap memperhatikan adanya perbedaaan individual pada siswa. Hal ini tercermin dalam penetapan penggunaan metode pembelajaran bervariasi diadaptasi dengan kemampuan dan bahan pembelajaran yang dipelajari.


5. Kesesuaian metode pemebelajaran dengan sumber dan kemudahan tersedia.

Setiap sekolah mempunyai perbedaan sumber dan kemudahan pemebelajaran yang berbeda baik dari segi kualitas dan kuantitas. Seorang guru dituntut untuk pandai menentukan dan memanfaatkan kemudahan dan sumber berguru yang tersedia dengan mempertimbangkan keefektifan belajar. Sumber-sumber berguru sebaiknya bervariasi semoga menunjukkan pengalaman berguru yang luas kepada siswa, termasuk kemudahan alat berguru selain bervariasi juga harus relevan.

Penggunaan alat pelajaran akan menunjukkan dampak konkret jikalau alat-alat pelajaran tersebut merupakan bab yang terpadu dari suatu sistem pemeblajaran. Oleh alasannya itu betapapu lengkap dan canggih alat –alat pelajaran yang tersedia, akan dirasakan tidak menunjukkan dampak jikalau guru tidak menempatkan alat-alat tersebut sebagai bab dari sistem pembelajaran. Dengan tersedianya banyak sekali alat pemebelajaran disuatu sekolah, bukan berarti kedudukan guru digeser oleh alat-alat tersebut. Betapapun canggihnya suatu alat, tidak akan sanggup mengalihkan fungsi guru, alasannya guru ialah alat pendidikan yang paling utama. Melalui tangan gurulah kemanfaatn alat sanggup dicapai.


6. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi berguru mengajar

Situasi ini bisa berkaitan dengan tempat dimana pembelajaran dilaksanakan, apakah di tempat perkotaan yang memungkinkan memakai banyak sekali metode pembelajarn, atau di tempat pedesaan dengan letak yang terpencil yang tidak memungkinkan memakai metode pembelajaran tertentu. Situasi ini berkaitan pulaa dengan jenis forum pendidikan/ sekolah apakah taman anak-anak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah atau sekolah tinggi Tinggi. Masing –masing jenjang pendidikan ini menuntut metode pembelajaran yang berbeda usia atau daya pikirnya.


7. Kesesuaian metode pemebelajaran dengan waktu yangtersedia.

Seringkali guru terjebak oleh kurangnya waktu untuk membimbing siswa belajar, padahal sasaran direncakan belum tercepai. Untuk itu peru diabuat alokasi waktu dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia dan waktu yang dibutuhkan. Berdasarkan banyak tujuan dan bahan pembelajaran yang hendak dipelajari.

Waktu selalu saja merupakan kendala acara (time is always constraint). Ini berlaku kalau dalam suatu acara tidak direncanakan alokasi waktu. Alokasi waktu berpedoan dengan tujuan. Berapa banyak tujua akan dicapai, dan berapa usang masing – masing tujuan membutuhkan waktu pencapaian, ialah dasar pertimbangan kita. Sehingga kita waktu yang tersedia sanggup dikendalikan atau dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran.

Alokasi waktu sanggup dibentuk dengan memperhatikan:

· Berapabanyak tujuan akan dicapai
· Berapa usang masing –masing tujuan diperkirakan sanggup tercapai dalam proses pembelajaran
· Berapa usang entry behavior membutuhkan waktu
· Berapa usang acara penilaian membutuhkan waktu
· Berapa usang waktu yang dimiliki
· Dapatkah waktu yang tersedia dipakai untuk seluruh acara yang direncanakan.

8. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar

Penggunaan metode pembelajaran perlu menentukan tempat dimana acara dilakukan, apakah di ruang kelas, di ruang demontrasi, di laboratorium atau di luar kelas dalam acara studi lapangan. Metode pembelajaran memberi warna pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di suatu sekolah.