✔ Iluni Ui Mengutuk Keras Dan Meminta Agresi Pembantaian Etnis Rohingya Oleh Militer Myanmar Segera Dihentikan

ILUNI UI Mengutuk keras dan Meminta Aksi Pembantaian Etnis Rohingya oleh Militer Myanmar Segera Dihentikan

JAKARTA, (afdhalilahi.com) – Pengurus Alumni Universitas Indonesia  (ILUNI UI)  mengutuk aneka macam agresi pembantaian dan penyiksaan yang kembali dilakukan  pemerintah dan militer Myanmar terhadap masyarakat Muslim Rohingya di Rakhine Myanmar.

Selain itu, Pengurus ILUNI UI juga meminta pemerintah dan militer Myanmar segera menghentikan aneka macam agresi biadab yang tidak berprikemanusiaan  yang dilakukan terhadap masyarakat muslim Rohingya.

Pernyataan perilaku tersebut  ditandatangani oleh Ketua Umum ILUNI UI Arief Budhy Hardhono dan Sekretaris Jenderal ILUNI UI Andre Rahadian. Pernyataan perilaku ILUNI UI tersebut disampaikan kepada pers di Jakarta Selasa, (22/11) oleh Ketua bidang Komunikasi sekaligus juru bicara ILUNI UI Eman Sulaeman Nasim dan Ketua Policy Centre ILUNI UI Berly Martawardaya.

“Meski pemerintah Myanmar tidak mengakuinya, kita sudah mendapat info yang cukup jelas. Konflik berdarah kembali terjadi di Rakhine, Myanmar. Saksi dan laporan menyebut bahwa ratusan rumah masyarakat Muslim Rohingya dibakar dan dihancurkan. Ratusan  nyawa masyarakat Rohingya  melayang. Penduduk Rohingya terus  menghadapi kekerasan dan penindasan tanpa status warga negara walaupun sudah hidup turun temurun ratusan tahun di wilayah Rakhine, “papar Berly Martawardaya  mengutip aneka macam sumber ihwal kekerasan dan penyiksaan yang diderita masyarakat muslim Rohingnya Myanmar.

Lebih lanjut Dosen FEUI ini  mengatakan, atas tindakan   represi yang dilakukan terus menerus oleh militer Myanmar kepada masyarakat Rohingya di negara bab Rakhine, Pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) mengeluarkan penyataan perilaku resmi ILUNI UI.

Ketua bidang Komunikasi ILUNI UI Eman Sulaeman Nasim, menambahkan, pernyataan perilaku resmi ILUNI UI terdiri dari 7 point. Pertama. Mengutuk keras kekerasan sistematis yang merupakan pelanggaran terhadap kemanusiaan yang terus berlangsung di Rakhine, Myanmar, terhadap masyarakat etnis Rohingya.

“Kedua, Menuntut Pemerintah dan Militer Myanmar untuk segera menghentikan semua bentuk kekerasan (cessation of hostility) dan mengakui penduduk Rohingya sebagai warga negara yang berhak mendapat perlindungan. Ketiga  Mendorong Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN untuk menggerakkan organisasi tempat tersebut meyakinkan Myanmar untuk segera menghentikan kekerasan dan mencari solusi yang fundamental atas permasalahan Rohingya secara hening dan bermartabat, ujar Eman Sulaeman Nasim.

Adapun point keempat dalam pernyataan perilaku ILUNI UI tersebut, mendesak masyarakat Internasional untuk memperlihatkan perilaku dengan tegas untuk mengirimkan pesan kepada Pemerintah Myanmar bahwa sebagai warga dunia, Myanmar harus bertanggungjawab dengan menghormati hak asasi manusia. Salah satu tindakan yang sanggup diambil ialah pencabutan Nobel Perdamaian bagi Aung San Suu Kyi.

Ke lima,  Mendesak Pemerintah Indonesia untuk mendahulukan prinsip Responsibility to Protect, yang telah di tandatangani semua anggota PBB, dan menegur Duta Besar Myanmar serta tidak ragu untuk tetapkan korelasi diplomatik kalau tidak ada perubahan nyata. Pada ketika yang bersamaan Pemerintah Indonesia juga sanggup melaksanakan upaya konstruktif untuk meyakinkan Pemerintah Myanmar bahwa ada solusi yang lebih baik bagi problem Rohingya dengan berperan sebagai mediator.

“Ke enam, Mendorong Pemerintah Indonesia untuk menawarkan pemberian kepada masyarakat Rohingya dengan menyediakan lahan untuk tempat tinggal di Indonesia.

Terakhir ILUNI UI, mengajak segenap elemen masyarakat Indonesia untuk mendoakan keselamatan dan mengangkat represi ini ke kesadaran publik serta meningkatkan tekanan kepada Pemerintah dan Militer Myanmar, sekaligus menggalakkan tindakan faktual untuk membantu saudara-saudara kita etnis Rohingya di Myanmar, ” pungkas Eman Sulaeman Nasim.
Sourche: panjimas.com

Belum ada Komentar untuk "✔ Iluni Ui Mengutuk Keras Dan Meminta Agresi Pembantaian Etnis Rohingya Oleh Militer Myanmar Segera Dihentikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel