✔ Mengapa Indonesia Tidak Memakai Bahasa Belanda Sebagai Bahasa Resmi?

Mengapa Indonesia Tidak Menggunakan Bahasa Belanda Sebagai Bahasa Resmi?

Masa VOC

Penggunaan bahasa Belanda terjadi agak lambat di tempat jajahan mereka. Semasa VOC, bahasa Belanda hampir tidak ada artinya. Selain itu banyak tempat memang belum dikenal atau dijelajahi mereka. Mereka yang dapat berbahasa Belanda mempunyai hak-hak lebih banyak, antara lain:

1. Budak yang dapat berbahasa Belanda boleh menggunakan topi.
2. Wanita pribumi yang dapat berbahasa Belanda boleh menikah dengan orang Eropa.

Hindia Belanda

Di Maluku dan di Batavia didirikan sekolah-sekolah Belanda. Tetapi tidak semua orang boleh bersekolah di sana: jumlah sekolah tidak banyak dan hanya kaum elit yang diperbolehkan masuk. Di sekolah mereka menuturkan bahasa Belanda namun di rumah biasanya sejenis bahasa Melayu atau bahasa Jawa.

Abad ke-20

Bahasa Melayu menjadi semakin penting, dan merupakan lingua franca di beberapa jajahan tetangga menyerupai Malaka, Singapura dan Brunei. Sejak era ke-20 bahasa Belanda semakin menyebar di Indonesia dan banyak dipakai untuk percakapan sehari-hari. Pada 1942, saat menduduki Hindia Belanda, Jepang melarang penduduk Indonesia menggunakan bahasa Belanda dan hanya memperbolehkan bahasa Asia, menyerupai bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

Setelah kemerdekaan

Setelah kemerdekaan Indonesia, masih banyak yang menuturkan bahasa Belanda di Indonesia. Jika seseorang dapat berbahasa Belanda, maka di beberapa tempat, ini artinya ia mengecap pendidikan yang baik.

Setelah Aksi Polisionil Belanda, orang Indonesia menentang Belanda dengan sengit. Namun masih banyak yang dengan hormat memandang bahasa Belanda. Juga Presiden Soekarno, sang presiden pertama dan proklamator Republik Indonesia tetap menggunakan bahasa Belanda dan membaca buku-buku Belanda.Bahasa Belanda masih tetap hidup di Nusantara. Setelah tahun 1949, mereka masih tetap berada di Irian. Namun Soekarno menganggap tempat ini juga merupakan bab integral Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bernegosiasi dengan bangsa Belanda. Di sekolah-sekolah di Papua, banyak warga lokal yang mempelajari bahasa Pengaruh bahasa Belanda terhadap bahasa Indonesia

Bahasa Belanda juga banyak memengaruhi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta bahasa-bahasa Nusantara lainnya. Kata-kata donasi dalam bahasa Indonesia antara lain adalah:

Knalpot, bekleding, vermaak, achteruit, absurd, afdruk, belasting, bestek, bom, bretel, debat, degen, drama, elan, fabel, flop, fotomodel, fraude, garasi, giro, gratis, handel, harem, hutspot, inklaring, jas, kabinet, kanker, kansel, krat, lading, loket, marmer, masker, matras, mondeling, nota, oma, onderneming, opa, pan, pater, punt, rekening, rimpel, salaris, seks, sigaret, skelet, spoor, tank, testikel, tol, urine, vla, wastafel, wortel.

Namun beberapa kata-kata memang tidak dipakai lagi. Kata hutspot tidak banyak lagi dipergunakan, dan kata sigaret sudah diganti dengan kata rokok. Ironisnya kata terakhir ini juga berasal dari bahasa Belanda roken.

Selain itu ada pula beberapa kata yang dieja lain namun pelafazannya masih sama atau menyerupai dalam bahasa Belanda:

adopsi, apel, asprak, bagasi, bandit, baterai, bioskop, debil, demisioner, duane, ekonomi, energi, ereksi, finansiil, frustrasi, garansi, generasi, granat, higiene, ideologi, imbesil, impoten, inflasi, jenewer, kampiun, kantor, kardiolog, kartu, kastrasi, kelom, kondom, korting, kristen, kuitansi, langsam, losion, makelar, marsepen, menstruasi, monarki, opas, operasi, overproduksi, panekuk, parlemen, pesimis, polisi, resesi, revolusi, segregasi, sigar, sirop, setrup, skorsing, selop, spanduk, tabu, taksi, tanpasta, toleran, vegetarir, verkoper, verplehster, wanprestasi.

Setelah kemerdekaan Indonesia, beberapa kata ini berubah. Misalkan kata universitet dan kwalitetdiganti dengan universitas dan kualitas, sehingga ciri khas Belandanya, menjadi berkurang. Beberapa kata-kata kelihatan memang diambil dari bahasa Belanda. Beberapa teladan dengan ejaannya dalam bahasa Belanda:

abésé (alfabet), air ledeng (leidingwater), arbai (aardbei), ateret (achteruit), besenegeng (bezuiniging), buku (boek), dasi (stropdas), dopercis (doperwten), dus (douche), efisen (efficiënt), amplop (enveloppe), fakultas kedokteran (medische faculteit), honor (gage), gemente (gemeente), hasyis (hasjies), hopagen (hoofdagent), insinyur (ingenieur), interpiu (interview), kakus (kakhuis), keker (verrekijker), keroket (kroket), klep knalpot (uitlaatklep), komunis (communist), kopor (koffer), koterek (kurketrekker), lengseng (lezing), masase (massage), netral (neutraal), om (oom), ongkos (onkosten), otobus (autobus), pakansi (vakantie), pasasi (passage), pipa (pijp), puisi (poëzie), rebewes (rijbewijs), sakelek (zakelijk), stasiun (station), teh (thee), wese (wc), zeni (genie).

Penggolongan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Barat sub kelompok dari bahasaMelayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situsEthnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur maritim Sumatra.

Quote:Persebaran geografis

Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak dipakai di area perkotaan (seperti di Jabodetabek dengan dialek Betawi serta logat Betawi).

Penggunaan bahasa di tempat biasanya lebih resmi, dan seringkali terselip dialek dan logat di tempat bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa daerahlah yang dipakai sebagai pengganti untuk bahasa Indonesia.

Kedudukan resmi

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting menyerupai yang tercantum dalam:

1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
2. UUD RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.”

Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Belum ada Komentar untuk "✔ Mengapa Indonesia Tidak Memakai Bahasa Belanda Sebagai Bahasa Resmi?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel