✔ Meroket Tinggi, Harga Cabe Capai Rp 200 Ribu Per Kilogram

Meroket Tinggi, Harga Cabai Capai Rp 200 Ribu per Kilogram

 – Harga cabai tiung di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dalam tiga hari terakhir melambung tinggi sampai mencapai Rp 200 ribu per kilogram. Kenaikannya pun dikeluhkan konsumen terutama ibu-ibu rumah tangga.

“Saya tidak mengerti mengapa kenaikan harga cabai dapat begitu tinggi, padahal kami sekeluarga jika makan tidak ada sambal, rasanya kurang nikmat,” ujar Nani di Samarinda, Rabu (4/1). Ibu rumah tangga ini batal membeli cabai di Pasar Segiri sehabis mengetahui lonjakan harga yang begitu tinggi.

Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, harga cabai yang ditawarkan penjual di los pasar berbeda-beda tetapi tidak jauh dari nilai Rp 200 ribu per kilogram untuk masing-masing los dalam satu pasar.

Sementara di dua pasar harganya sama, yakni Rp 200 ribu per kg. Di Pasar Segiri Samarinda, misalnya, harga cabai tiung dijual Rp 200 ribu per kg, cabai rawit Rp 120 ribu per kg, cabai keriting Rp 45 ribu per kg, dan cabai merah besar Rp 40 ribu per kg.

Kemudian di Pasar Kedondong Samarinda harga cabai tiung Rp 200 ribu per kg, cabai rawit Rp 70 ribu per kg, cabai keriting Rp 40 ribu per kg, dan cabai merah besar Rp 35 ribu per kg. Sedangkan di Pasar Sungai Dama Samarinda harganya relatif lebih murah untuk jenis cabai yang satu, sementara jenis cabai lainnya lebih mahal, yakni cabai tiung seharga Rp 150 ribu per kg, cabai rawit Rp 80 ribu per kg, cabai keriting Rp 60 ribu per kg, dan cabai merah besar Rp 50 ribu per kg.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim Muhammad Yunus, kenaikan harga yang cukup tinggi pada konoditas cabai telah berlangsung semenjak tiga hari lalu, kemudian puncak kenaikan terjadi pada Selasa (3/1) dan Rabu ini.

“Hari ini dan kemarin harga cabai tiung berada pada kisaran Rp 200 ribu per kg. Kenaikan harga disebabkab beberapa hal, di antaranya lantaran cabai didatangkan dari Jawa dan Sulawesi, sehingga pihak yang memilih harga yakni kawasan penghasil cabai. Sementara hasil pemantauan kami, kini cabai di tingkat pedagang masih kosong,” ujarnya.

Ia memperkirakan tingginya harga cabai lantaran kawasan penghasil sedang mengalami gagal panen akhir banjir, sehingga hanya kawasan tertentu, baik di Jawa maupun Sulawesi yang tidak mengalami gagal panen. Akibatnya, komoditas cabai menjadi barang langka yang kemudian harganya melambung tinggi.

Diperkirakan lonjakan harga yang tinggi tersebut tidak akan lama, lantaran Samarinda khususnya dan Kaltim umumnya, sering mengalami hal yang demikian.

Dari beberapa kali pengalaman yang lalu, paling usang melambungnya harga berlangsung selama 10 hari, sehabis itu harga kembali normal.

“Saya yakin tidak ada penimbunan cabai oleh pemasok, lantaran daya tahan cabai hanya lima hari, sehabis itu tidak segar lagi. Jadi, ini terjadi mungkin lantaran faktor cuaca yang mempengaruhi keterlambatan pengiriman atau dapat juga lantaran kawasan penghasil cabai sedang gagal panen,” ujar Yunus.

Source: eramuslim.com

Belum ada Komentar untuk "✔ Meroket Tinggi, Harga Cabe Capai Rp 200 Ribu Per Kilogram"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel