✔ Inilah Kalajengking Raksasa, Monster Purba Dari Dasar Laut
Pentecopterus decorahensis, spesies paling renta dari kalejengking maritim (eurypterid). |
Makhluk itu yaitu Pentecopterus decorahensis, spesies paling renta dari kalejengking maritim (eurypterid). Eurypterid merupakan arthropoda air yang merupakan nenek moyang dari laba-laba modern, lobster dan caplak (sejenis kutu).
Nama Pentecopterus diambil dari nama kapal perang Yunani kuno, Penteconter. Nama tersebut dipilih alasannya yaitu bentuk fosil itu ibarat mirip garis kapal. Tampaknya pantas bahwa makhluk yang sanggup menciptakan insan ketakutan dinamakan ibarat nama kapal yang menciptakan prajurit kuno ketakutan.
Spesimen luar biasa ini telah diidentifikasi memakai lebih dari 150 fragmen fosil. Sampel fosil ditemukan di Iowa, AS, di lapisan atas dari Winneshiek Shale. Itulah kawasan dimana lapisan pasir setebal 27 meter memenuhi kawah kuno imbas meteorit purba dan sebagian besar terendam oleh Hulu Sungai Iowa.
Beberapa fragmen fosil ini telah membantu para ilmuwan mengetahui fungsi-fungsi badan berbeda yang dimiliki kalajengking purba. Hewan ini mempunyai delapan kaki, dengan tiga pasang kaki belakang yang lebih pendek dibanding sepasang bab depan. Fungsi kaki-kaki ini berbeda-beda. Ada yang berfungsi untuk bergerak, menggali, dan menangkap mangsa.
“Bagian depan kepala yang memanjang mungkin berfungsi untuk menunjukkan ruang lebih luas ketika binatang tersebut keluar dari karapas tuanya selama pergantian karapas,” kata penulis utama jurnal ini, James Lamsdell dari Universitas Yale.
Satu bab badan kalajengking yang tak ada pada Pentecopterus yakni sengat di ujung ekornya. Lamsdell mengatakan, “Tak ada kalajengking maritim yang mempunyai sengat. Ekor mereka biasanya dipakai sebagai penyeimbang dan membantu mereka ketika berenang.”
Hasil inovasi dan penelitian perihal Pentecopterus decorahensis telah di muat di journal BMC Evolutionary Biology.
Sumber: Nationalgraphic
Belum ada Komentar untuk "✔ Inilah Kalajengking Raksasa, Monster Purba Dari Dasar Laut"
Posting Komentar