✔ Teks Cerpen: Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-Ciri, Kaidah

 Teks Cerpen: Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah-  Pada kesempatan kita kali ini, kita akan membahas mengenai teks cerpen yang akan kita jabarkan menjadi pengertian teks cerpen, struktur teks cerpen, rujukan teks cerpen, macam-macam teks cerpen, ciri-ciri teks cerpen.
Cerita pendek atau yang kita sebut cerpen, merupakan suatu bentuk goresan pena yang padat, singkat dan lebih pendek kalau dibandingkan dengan novel, yang mempunyai jumlah kata kurang dari 10.000 kata. Sumber kisah cerpen dari kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman pribadi/sendiri maupun pengalaman orang lain. Selain itu cerpen hanya memusatkan pada salah satu tokoh atau situasi tertentu.
Berikut ini adalah Teks Cerpen (Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah).

Pengertian Cerpen
Cerpen atau kisah pendek yaitu jenis karya sastra yang memaparkan suatu kisah ataupun kisah perihal kehidupan insan lewat goresan pena pendek. Cerpen juga bisa disebut sebagai karangan fiktif yang berisikan didalamnya perihal sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Menurut Sumardjo dan Saini, cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
Struktur Cerpen
Abstrak
Abstrak merupakan bab ringkasan atau awal kisah dari cerpen yang akan dikembangkan menjadi suatu rangkaian-rangkaian peristiwa. Struktur absurd bersifat opsional yang berarti sebuah teks cerpen boleh ada atau tidak menggunakan abstrak.
Orientasi
Orientasi merupakan bab yang berisi pengenalan kisah yang berkaitan dengan waktu, kawasan dan suasana yang berkaitan dengan kisah pendek tersebut.
Komplikasi
Pada bab ini berisikan urutan insiden yang dihubungkan secara alasannya dan akibat. Pada struktur ini Anda mendapat aksara atau tabiat tokoh kisah pendek lantaran beberapa kerumitan akan mulai bermunculan.
Evaluasi
Pada bab evaluasi struktur konflik yang terjadi akan mengarah pada titik puncak atau puncak. Pada struktur ini mulai mendapat pemecahan masalahnya / penyelesaian.
Resolusi 
Pada struktur ini pengarang mengungkapkan solusi dari problem yang dialami tokoh pada cerita.
Koda
Pada bab ini berisikan nilai nilai atau pelajaran yang sanggup dipetik dari suatu teks kisah oleh pembacanya.
Contoh Cerpen
# My Earth ( Karya dari Evi Herniyati)
Namanya Meli. Dia sekarang duduk di kelas 8, di sebuah sekolah ternama di kotanya. Dia tidak terlalu menyukai hal-hal realistis yang membuatnya harus berfikir hingga jenuh. Bahkan dunia khayalnya adakala melebihi batas.
Meli hanya suka satu bahan pelajaran. Yaitu perihal Antariksa, seperti: tata surya, matahari, galaksi, dan yang sejenis. Cita-citanya bahkan ingin menjadi astronot. Dunia antariksa selalu membuatnya penasaran.
Malam itu, Meli sedang duduk di gazebo yang ada di samping rumahnya. Dia sedang mengerjakan PR di situ. Malam itu bulan purnama. Bintang-bintang bertaburan di langit. Indah sekali. Meli memandang ke atas dan melihat semua itu.
Sebuah benda berwarna merah nampak ibarat bintang ikut menemani bulan. Bukan, itu bukan bintang. Itu planet Mars. Ada lagi benda lain yang ia lihat dan tampak absurd meskipun samar-samar. Sebuah benda langit yang nampak bercincin.
“Saturnus?. Apa? saya sanggup melihatnya” katanya girang.
Kedua planet itu tampak lebih besar dan terlihat jelas. Meli melihat sebuah benda lagi yang terbang dan cukup panjang. Sepertinya itu komet.
Meli sangat girang. Ia sanggup melihat benda-benda itu. Saat Meli hendak masuk ke dalam rumahnya, sebuah benda berwarna biru muncul. Sejenis planet. Bumi. Tidak! Dia ada di Bumi, bagaimana ia bisa melihat bumi yang sedang ia pijak itu ada di langit?. Benda itu semakin membesar dan mendekat ke arahnya. Dia tidak bisa pergi ke manapun. Kakinya ibarat tertancap ke tanah. Benda itu semakin mendekatinya.
“Hah…? Tuhan, tolong aku” ucap Meli merapatkan kedua tangannya. Namun semakin benda itu mendekati Meli, semakin mengecil ukurannya. Dan akibatnya benda itu jatuh di dekat kaki Meli dan hanya sebesar genggaman tangan saja.
Benda itu bulat. Tidak. Tengahnya agak menggembung. Warnanya biru. Persis ibarat Bumi. Meli mengambilnya dan mengamatinya. Langsung ia bawa ke dalam rumah.
“MELI BANGUN SUDAH SIANG!!” Bunda Meli berteriak membangunkan Meli.
“Ya Bun, ini Meli bangun” Meli segera pergi ke kamar mandi dan berpakaian rapi bersiap untuk ke sekolah. Kemudian ia ingat sesuatu. Benda itu. Dia membuka sebuah kotak. Benda itu ada di situ. Ia tidak bermimpi!. Ia membawanya dan segera berangkat sekolah.
Saat istirahat, ia pergi ke gudang. Membuka kotak itu. Benda itu bersinar. Terang sekali.
“Apa ini planet kembaran bumi? Ah aneh!”
Meli menemukan belahan dalam benda itu. Ia membukanya. Susunannya sama ibarat bumi. Di situ ada goresan pena “Bumi, Bumi, Bumi. Selamatkan Bumi”.
Meli membaca goresan pena itu. Tiba-tiba berdiri seseorang di belakangnya. Orang itu ibarat sekali dengan Meli.
“S..siapa kau?” tanya Meli.
“Namaku Viki. Aku yaitu kembaranmu. Aku berasal dari planet kembaran Bumi. Bumi ini sudah tua. Kalian para insan selalu merusaknya. Dan planetku juga ikut menanggungnya. Kami membenci kalian” katanya. Meli sangat takut.
“Apa maumu?”
“Kau harus perbaiki planetmu. Entah bagaimana caranya. Jika bola itu tetap ibarat itu ukurannya, kau tidak melaksanakan perbaikan itu. Jika bola itu mengecil, usahamu berhasil. Bola itu akan mengecil seiring usahamu. Jika bola itu lenyap, maka kau berhasil. Jika dalam 1 bulan bola itu masih ada, kalian akan menanggung masalah” kata Viki kemudian menghilang.
Sejak ketika itu, Meli mulai menjaga Bumi. Menjaga kebersihan, tidak menggunakan AC secara berlebihan, tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, bahkan ia juga mengajak dan memberi undangan kepada kepala sekolahnya untuk melaksanakan kerja bakti setiap hari Jum’at. Bola itu juga perlahan mengecil.
“Tapi, apa saya bisa? Bumi ini luas dan saya hanya melakukannya di sekitarku” gumam Meli.
“Kau melakukannya dengan baik. Satu juga tidak problem daripada tidak ada. Tapi Meli, waktumu kurang 12 jam lagi dan bola itu masih ada” kata Viki.
“Apa yang harus kulakukan?” tanya Meli.
Namun Viki menghilang. Meli memikirkan hal itu semalaman. Tidurnya pun tak nyenyak. Bahkan ia tidak bisa tidur. Akhirnya ia berfikir.
“Bumi tidak hanya mendapat ancaman dari dalam, tetapi juga dari luar. Bisa saja tertabrak planet lain, atau hujan meteor. Mungkin itu. Ya saya harus berdoa kepada Tuhan” katanya. Ia akibatnya mulai berdoa dan bergegas tidur.
“Meli kau mau seharian tidur hah?” Bunda membangunkan Meli.
“Bunda, saya gres tidur. Semalam saya tidak bisa tidur” kata Meli.
“HAH? Kamu tidur setelah isya kemarin. Bunda membangunkanmu tapi tak bisa. Sampai ayahmu yang menggendongmu ke kamar ini” kata Bunda
“Hah?”
“Sudah, cepat! Sudah jam 8 dan anak gadis sepertimu gres bangun?”. Bunda meninggalkan Meli.
“Jadi, itu hanya mimpi?” gumam Meli.
Ia bergegas membuka kotak itu. Ada selembar kertas bertuliskan “TERIMAKASIH MELI, TELAH MENJAGA BUMI. SAMPAI JUMPA. Viki”
Meli semakin bingung. Dia akibatnya tak mengakibatkan itu masalah. Justru membuatnya semangat untuk menjaga Bumi.
Ciri-ciri Cerpen
Penokohan pada cerpen tergolong sederhana, tidak mendalam dan singkat.Memiliki alur kisah tunggal dan lurus.Biasanya hanya satu insiden saja yang akan diceritakan,Kesan yang ditinggalkan oleh cerpen sangat mendalam sehingga pembaca sanggup mencicipi kisah dari kisah tersebut.Pemakaian katanya yang sederhana dan gampang dikenal pembaca.Tokoh pada cerpen digambarkan mengalami suatu konflik atau problem  hingga pada tahap penyelesaiannya.Tidak menggambarkan seluruh kisah tokohnya , hanya inti sari saja.Sumber kisah dari kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain.Sebuah cerpen biasanya mempunyai goresan pena kurang dari 10.000 kataBentuk goresan pena yang padat, singkat dan lebih pendek kalau dibandingkan dengan novel.
Kaidah Cerpen
Menggunakan Pernyataan Retorik
Pernyataan retorik yaitu pernyataan yang tidak membutuhkan jawaban. Contohnya "Pernahkah kau pikirkan betapa indahnya masa sekolah?".
Menggunakan Proses Material
Proses material yaitu tindakan-tindakan fisik untuk mempertahankan suatu aksara tertentu dalam tiap tokoh. Contohnya "Namun, dari awal mereka telah setuju bahwa siapapun nanti yang dinyatakan lolos tidak akan menciptakan persahabatan mereka retak".
Menggunakan Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal menggambarkan urutan insiden dan kepaduan cerita. Contohnya "Suatu hari, sekolah mengadakan seleksi siswa teladan yang nantinya akan mewakili sekolah ke tingkat kabupaten".
Menggunakan Pilihan Kata (Diksi)
Jika ingin menulis cerpen harus memperhatikan pilihan kata. Kita harus menulis pilihan kata yang sempurna sehingga cerpen itu menarik. Contohnya "Ada 20 siswa yang mengikut ajang seleksi ini".
Menggunakan Gaya Bahasa Efektif
Gaya bahasa efektif sanggup dimanfaatkan untuk mengungkapkan maksud-maksud secara tepat. Contohnya "Ajang ini tidak hanya menyaring kemampuan siswa dalam bidang akademik, tetapi juga menyaring prestasi nonakademik yang dimiliki siswa".
Menggunakan kalimat yang komunikatif
Teks kisah pendek semoga komunikatif  biasanya menggunakan kalimat yang familiar sehingga kalimatnya lebih bersahabat atau gampang diingat. Contohnya "Bahkan nyengir saat mereka tahu bahwa balasan mereka salah".
Referesi : http://definisipengertian.net/pengertian-cerpen-struktur-unsur-unsur-cerpen/
https://arimegaga.blogspot.com/search?q=07/struktur-teks-cerpen/
http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik
https://arimegaga.blogspot.com/search?q=07/struktur-teks-cerpen/
http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik
Sourche: https://arimegaga.blogspot.com/search?q=07/struktur-teks-cerpen/
http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik?m=1

Belum ada Komentar untuk "✔ Teks Cerpen: Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-Ciri, Kaidah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel