✔ Dongeng Hadits Emas Di Sungai Efrat Di Wilayah Kurdi

Cerita Hadits Emas di Sungai Efrat di Wilayah Kurdi

Sungai Efrat di wilayah Kurdistan, Irak. (Foto: dok. Saradistribution.com)

“Ketika emas muncul di Sungai Efrat, dari seratus orang, hanya satu yang akan bertahan hidup,” kata seorang perempuan Kurdi dari Kirkuk, Irak yang ditemui Tanya Goudsouzian dalam perjalanannya ke Sulaimaniyah, ibu kota Provinsi Sulaimaniyah di wilayah Kurdistan, Irak.

Tanya Goudsouzian ialah seorang jurnalis profesional perempuan yang berpengalaman di negara-negara konflik.

Wanita Kurdi itu mengutip sebuah hadis yang populer dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berbunyi, “Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan ‘gunung emas’ yang mendorong insan berperang. 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap dari mereka berkata, ‘Mungkin saya satu-satunya yang akan tetap hidup’.” (HR Bukhari).

“Ini pepatah lama, itu ada di buku-buku kami,” katanya kepada Goudsouzian. “Seratus orang, dan hanya satu yang akan bertahan. Bukankah ini terjadi di sekitar kita ketika ini? Orang-orang tiba ke negara saya dan berjuang kemudian mati. Untuk apa? Apakah ada yang tahu?”

Hadits ihwal emas di Efrat telah menjadi kebenaran yang tidak sanggup disangkal lagi semenjak invasi 2003 pimpinan Amerika Serikat ke Irak. Emas muncul untuk wilayah Kurdi dan berlangsung satu dekade – dekade kemakmuran, rekonstruksi dan impian – sebelum munculnya Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL/ISIS).

Dua tahun sehabis deklarasi ISIS yang menyebut dirinya sebagai khilafah, pertempuran hebat berlangsung di Mosul, kota terbesar di Irak, antara milisi ISIS dan pasukan Irak bersama koalisinya semenjak 17 Oktober lalu.

Pertempuran untuk merebut kembali kota Mosul dari ISIS telah menjadikan banyak sekali reaksi di wilayah Kurdistan, Irak Utara, yaitu reaksi sentimen, putus asa, apatis dan sinisme.

“Mereka menjanjikan kita kemerdekaan sehabis rezim Saddam Hussein jatuh,” kata perempuan Kirkuk itu. “Tapi kini setiap kali presiden kita (Massoud Barzani) muncul di TV untuk berbicara ihwal kemerdekaan, kita semua tertawa. Kita tahu ia mencoba untuk mengalihkan perhatian kita dari beberapa krisis atau skandal korupsi.”

Banyak warga Kurdi bergabung dalam pasukan militer Kurdistan, Peshmerga. (Foto: dok. Ccun.org)

Wilayah Kurdi ketika ini diibaratkan mirip sebuah kota hantu. Di sektor publik terjadi krisis upah yang dimulai pada final 2014, dan kini korban telah berjatuhan.

Presiden Barzani seharusnya meletakkan jabatannya pada Agustus 2015.

Seorang politisi menyampaikan kepada Goudsouzian bahwa perang ini bukan ihwal meraih tanah atau ihwal kemerdekaan, tetapi ihwal mempertahankan apa yang mereka miliki.

Sengketa bernanah antara Pemerintah Baghdad dan Erbil lebih kepada dilema penjualan minyak ilegal. Pemda Kurdistan (KRG) belum mendapatkan 16 persen haknya dari anggaran Irak selama berbulan-bulan.

Seorang warga Sulaimania mengatakan, orang-orang etnis Arab yang mengungsi di wilayah otonomi Kurdi itu menentukan pergi ke pasar untuk tetap menjaga bisnis mereka. Mereka pun masih mendapatkan dana pensiun dan honor dari pemerintah Baghdad. Sementara di sini, orang-orang Kurdi tidak mendapatkan apa-apa.

“Para pengungsi lebih kaya dari kita,” kata warga itu.

Sebuah resolusi sengketa dengan Pemerintah Baghdad yang dicapai bulan lalu, menjadi lemah oleh pertengkaran di internal Kurdi. Partai Persatuan Patriot Kurdistan (PUK) yang memegang kekuasaan atas Provinsi Sulaimania dan Kirkuk telah menuduh saingannya, Partai Demokrat Kurdistan (PPK) menggelapkan anggaran tempat Kurdi.

Di ketika yang sama, pekerja sektor publik Kurdi rata-rata belum dibayar selama sebulan, dana pensiun untuk orang bau tanah dan cacat telah dipangkas.

Sekolah umum dan universitas kini ditutup lantaran guru belum dibayar. Hanya orang kaya yang bisa bersekolah di sekolah dan universitas swasta.

Pendaftaran untuk bergabung ke dalam militer Kurdi, Peshmerga, meningkat pesat, lantaran ini satu-satunya pekerjaan sektor publik yang gajinya dibayar dari waktu ke waktu.

Seluruh generasi sedang dirampas pendidikannya. Seolah politisi memberi tahu kepada penjual sepatu dan sayur untuk melupakan pendidikan dan tetaplah bekerja berangasan untuk memenuhi kebutuhan.

Goudsouzian mengatakan, di Kurdistan sulit mendapatkan isu yang sanggup dipercaya, lantaran sebagian besar media dikendalikan oleh satu pihak atau yang lain.

Muncul desas-desus bahwa pemerintahan Kurdi Irak sedang mencoba untuk mengubah demografi dengan aben desa-desa warga Arab. Namun, apakah demografi benar-benar berubah?

Politisi mengungkapkan bahwa wilayah Kurdi mirip di Erbil, Sulaimania dan Dohuk, justru menampung 1,5 juta pengungsi Arab hari ini. Pengungsi Arab itu belum tentu bisa kembali ke kota asal mereka. (T/P001/P2)

Sumber: goresan pena Tanya Goudsouzian di Al Jazeera/mirajnews

Belum ada Komentar untuk "✔ Dongeng Hadits Emas Di Sungai Efrat Di Wilayah Kurdi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel