✔ Tak Ada Siswa Yang Bodoh, Cek Lagi Cara Ajarnya!

Ilistrasi siswa berprestasi, foto: OSN

Ikut bangga, bukan lagi hitungan jari siswa Indonesia yang berprestasi dan sukses menjuarai olimpiade. Namun, tak sanggup dimungkiri banyak pula siswa yang berprestasi rendah di sini. 

Studi International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) di Asia Timur, misalnya, menawarkan keterampilan membaca kelas 4 SD di Indonesia berada di peringkat terendah ketika dibandingkan dengan negara tetangga.

Rata-rata skor tes membaca tertinggi diraih Hongkong (75,5). Peringkat kedua diduduki oleh Singapura (74). Sementara itu, Thailand berada di posisi ketiga (65.1). Filipina satu peringkat lebih tinggi dari Indonesia (52.6).

Adapun skor tes siswa Indonesia yaitu 51,7. Mereka hanya bisa menguasai 30 persen bahan bacaan.

Selain itu, pelajar Indonesia juga kesulitan menjawab soal-soal budi sehat yang membutuhkan pemahaman. Hal ini disebabkan mereka terbiasa menghapal dan menjawab soal pilihan ganda.


Banyak Faktor 

Banyak faktor yang sanggup mempengaruhi hasil berguru siswa. Tantangannya, sistem pendidikan formal Indonesia cenderung memperlakukan siswa sama rata.

"Padahal, semua anak berbeda. Setiap anak punya kekhususan berbeda. Ketika diperlakukan sama, ada yang bisa mengikuti, ada yang tidak," ungkap Founder & CEO Elite Tutors Indonesia, Sumarsono, dikala ditemui di Jakarta, Rabu (7/9/2016).


Menurut Sumarsono, bisa jadi sistem pengajaran tersebut menciptakan sejumlah anak tak terseleksi. "Memiliki kekhususan tetapi tidak terlihat oleh sistem yang ada," ujar dia.

Ada bermacam-macam kondisi yang menciptakan pengajaran tak optimal terserap oleh siswa. Misalnya, anak kurang konsentrasi dikala guru menjelaskan.

Terkadang, bawah umur terlihat memperhatikan pelajaran tetapi bahwasanya mereka sedang termangu atau bahkan mengerjakan hal lain. Pelajar juga seringkali kurang minat dengan pelajarannya.

Atau, bisa jadi siswa tak suka dengan metode didik gurunya. Kebanyakan guru mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan.

Bisa juga, akomodasi sekolah kurang menunjang. Minim perpustakaan atau alat ajar, bisa jadi di antaranya.

Kenali Kebutuhan Siswa

Dari fenomena-fenomena di atas, Sumarsono beropini setiap anak butuh santunan untuk bisa mendapatkan potensi terbaik.

Menurut Sumarsono, setiap anak punya kekhususan. “Anak biasanya mencari support dari luar dengan ikut bimbingan berguru (bimbel)," kata dia.

Sumarsono menambahkan, sebagian siswa ikut kegiatan berguru lantaran memang mempunyai dilema berguru dan ingin mengatasinya.

Namun, kata Sumarsono, anak yang pandai di sekolah juga bisa saja tetap mengikuti bimbel untuk menambah lagi kepandaian.

“Anak sukses maupun tidak sukses sama-sama ingin mengetahui kemampuan mereka yang masih terpendam," ungkap Sumarsono.

Dari semua fenomena tersebut, Sumarsono pun menggagas sistem tailor-made yang dikembangkan di lembaganya.

"Sistem ini sudah banyak diterapkan sekolah dan forum pendidikan di luar negeri, tapi belum familiar di Indonesia," tutur Sumarsono.

Silabus dalam sistem ini dibentuk menurut kebutuhan dan tujuan anak. Di dalamnya tercakup mata pelajaran dan sasaran nilai yang ingin dicapai siswa.

“Tujuan anak ikut pemanis pelajaran macam-macam, (seperti) ingin masuk sekolah favorit, ingin masuk perguruan tinggi tinggi negeri, atau ingin kuliah di luar negeri,” sebut Sumarsono.


Selain silabus tersebut, sistem tailor-made juga merancang contoh didik yang menghibur. Saat murid sudah merasa nyaman dengan pendidik, mereka akan terbuka dengan sendirinya dan lebih gampang mendapatkan pengajaran.

Ibarat tabung keilmuan, kata Sumarsono, kenyamanan ini menciptakan tabungnya terbuka sehingga ilmu gampang masuk.

Terlebih lagi, kata Sumarsono, tantangan yang dihadapi pelajar kini teramat beragam, dari kurikulum hingga kemungkinan dilema domestik keluarga.

"Di situ kami berperan, tutor menempatkan diri sebagai teman," tegas Sumarsono. "Di kami, chemistry antara akseptor didik dan tutor sangat dijaga, lantaran usia akseptor didik kami lebih mendengar sobat daripada orangtua," imbuh dia.

Satu hal yang paling berbeda dari lembaganya dibandingkan bimbel pada umumnya, sebut Sumarsono, yaitu sistem privat. Satu siswa ditangani oleh satu tim tutor yang membantu dan memantau kemajuan dan sasaran belajarnya.

Sebelum silabus disusun, tambah Sumarsono, lembaganya menciptakan pula prosedur one stop service. Mekanisme ini memastikan kebutuhan dan tujuan siswa berguru di forum ini. "Prosesnya sekitar dua pekan," sebut dia.

Belum ada Komentar untuk "✔ Tak Ada Siswa Yang Bodoh, Cek Lagi Cara Ajarnya!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel